Puisi-Puisi FB, Februari, 2022- Analisa 3.
Untuk kali ini saya cuba melihat seorang pemuisi kelahiran Sandakan yang kini menetap di JB. Julia lkin, adalah sebuah nama yang agak prolifik dalam menghasilkan puisi- puisi yang bernada romantik dan banyak membawa tema cinta dan kemanusiaan. Beliau juga aktif dalam deklamasi puisi khasnya di TV Pemuisi. Kita lihat dulu puisinya.
MEWANGI HARUMAN SECAWAN KOPI.
Biarkan ia di situ
segala tersirat tersurat
di tepian bibir mengucup
hirup nikmat kenangan
pahit bersalut kemanisan
gairah teruja minda
pejam nikmati aroma haruman
seteguk lega di kerongkong
ada senyum ada tangisan
lakari perjalanan kehidupan
nan teguh ku tempuh
bagai kanvas berhias lukisan
duka menjalar sabar redahi
suka syukur nikmati
ajari cekal kuat diri
jauh usah ratapi
biar di situ kuresapi
indah kenangan tiada bertepi
mewangi harum aroma
secawan kopi
JULIA IKIN
Johor Bahru
(29 Disember 2019)
6 februari2022
Puisi Mewangi Haruman Secawan Kopi ini adalah salah sebuah sajak Julia lkin yang diupload ke FB pada Bulan Februari. Ada beberapa lagi sajak beliau pada Bulan itu namun kita tidak dapat mengulas semuanya di ruangan yang terhad ini.
Sajak atau puisi ini walaupun berbicara tentang secawan kopi, namun ia adalah sebuah metafora dalam perjalanan hidup ini. Sambil menghirup kopi di tepian bibir, ia sebenarnya menghirup kenangan yang pernah dilaluinya dalam perjalanan hidup ini. Kopi hanyalah pembuka bicara tentang sebuah kehidupan.
Hidup ini adakalanya pahit bersalut manis yang merupakan asam haram kehidupan.
Katanya lagi "Ada senyum ada tangis dalam melakari hidup ini" dan pemuisi menempuhnya dengan teguh bagai kanvas berhias lukisan. Perbandingan ini mungkin kurang tepat, kerana hidup ini adalah lebih dari kanvas lukisan. Hidup ini tentu lebih rencam Dari sekadar sebuah lukisan, walaupun lukisan juga rencam. Tapi itu adalah pemilihan penyair ini.
Dalam menempuh saat- saat duka dalam hidup ini, Julia tetap sabar, redha, serta mensyukuri nikmat seperti yang disarankan oleh lslam "jika kamu bersyukur niscaya Kami tambah nikmatmu (maksud alQuran)." Manakala yang tidak dapat dicapai janganlah pula diratapi.
Pada rangkap akhir Julia merelakan hidup yang dilaluinya bak "kenangan Indah tiada bertepi yang dimetaforakannya umpama menghirup secawan kopi.
Dalam puisi ini Julia membawa unsur perbandingan yang baik bagi seorang pemuisi yang menuju kematangan.Pengolahan bahasanya lembut sesuai dengan kewanitaannya. Saya belum dapat menggulungkannya ke dalam mana-mana aliran kesusasteraan, walau satu ketika Sdr. Ramlee Wahab pernah menggulungkannya ke dalam aliran ekspressionisme. Pada saya masih terlalu awal untuk berbuat demikian.
Zainal Lasim@lbnu Lazim,
12.3.2022.
No comments:
Post a Comment