ads

emel kepada (pendapat,komen, artikel)

zainal55@yahoo.com

Saturday, October 3, 2020

LATIFF MOHIDIN 


Antara penyair terpenting yang muncul pada dekad enam puluhan selain Baha Zain dan Muhammad Hj Salleh ialah Latiff Mohidin. Latiff membawa kelainan yang ketara dalam dunia perpuisian Melayu.

Selain menulis, beliau adalah seorang pelukis terkenal dan lukisannya pernah dijual hampir sejuta ringgit (kalau tak silap). Puisinya lebih kepada bentuk visual sesuai dengan bidang lukisan yang diceburinya.

Tidak ada puisi protes sosial yang ditulisnya. Ia lebih menyentuh soal alam dan kehidupannya. Protesnya terhadap perang Vietnam bukanlah satu protes. Ia lebih kepada alam sekitar yang dihadapi waktu itu;

Perhatikan puisi di bawah ini;

Sungai Mekong
Kupilih namamu
Kerana aku begitu sepi
Kan ku benamkan dadaku
Ke dasarnya
Kaki kananku ke bulan
Kaki kiriku ke matari
Kan kuhanyutkan hatiku
Ke kakimu
Namaku ke muara
Suaraku ke gunung.

Itu rangkap pertama dari puisinya berjudul Sungai Mekong. Yang ditulisnya adalah harapan dan perasaanya terhadap kejadian itu. Namun inilah kelainan
Latiff dan membezakannya dari penyair penyair lain. Puisi puisinya seolah olah ada unsur lukisan. Namun sajak sajaknya menyentuh perasaan dan hati pembaca.

Saya perturunkan di bawah ini sebuah puisinya dari antologi Pesisir Waktu, antologi yang memenangi hadiah Anugerah Puisi Putra 1;

Kerja Menyair

Kerja Menyair
Tidak apa apa
Bukan sesuatu yang istimewa
Aku tidak bisa bikin
Tetanggaku lebih matang
Atau menambah suap nasinya
Dan mendamaikan perbalahan
Dengan isterinya.

Kerja Menyair
Tidak apa apa
Aku tidak merasa lebih
Dari pak tukang terompah
Yang kemudian memotong dan memasang
Getah pada kayu
Dan memakunya
Mengikut acuan buku jari
Kerja kerja begitulah setiap hari
Supaya jari jari ini
Jadi biasa pada ukiran
Mata pisau.

Kerja Menyair
Tidak apa apa
Seperti pak tukang terompah
Aku duduk antara kayu yang keras
Dan getah yang lembut
Sambil membuat bentuk bentuk
Hanya sesekali ketika lalai
Tapak tangan bisa luka
Dan terompah akan
Bertambah sedikit merah
Itu saja.

Latiff Mohidin,
Antologi Pesisir Waktu.

Oleh

Zainal Lasim
Rawang,
14.6.2020.
23.22pm.

No comments: